Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita sebagai muslim yang
taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat.
Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan
dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan. Dan
meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, baik untuk diri
kita ataupun orang sekitar kita.
Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriah, tepatnya kita
akan memasuki bulan muharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun
lalu, dan memasuki tahun baru hijriah, yakni tahun baru 1425 hijriah.
Adalah tahun baru hijriah, yang mana penyambutan tahun baru ini tidak
selayaknya seperti orang-orang non muslim merayakan tahun baru
miladiyahnya.
Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya, kita
sebagai muslim yang taat, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang
telah kita perbuat. Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk
tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk
kita kerjakan. Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat,
baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita.
Didalam tahun
baru ini, kita senantiasa berusaha untu menjadi hamba Allah SWT yang
taat akan perintahnya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi
segala larangannya. Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia
adalah hambanya yang memiliki tugas untuk beribadah. Kalaulah
ditahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan, maka
marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat
memperbaiki diri menuju kesempurnaan, baik itu dalam beribadah, bekerja,
bermasyarakat, dan berkreasi.
Dan jika dimasa-masa lalu masih
banyak berbagai kemaksiatan yang kita lakukan, maka marilah kita ganti
kemaksiatan itu dengan semangat memprbanyak amalan-amalan saleh. Kapan
lagi kita memperbaiki diri, kalau bukan dimulai dari sekarang? Dan
pantaskah kita menundanya? Padahal kita tidak tahu kapan kehidpan
didunia ini berakhir?. Dan juga ingatlah!.......bahwa Allah SWT tidak
menjadikan kehidupan didunia ini abadi, firmannya dalam alqur’an,
surat al-anbya 34-35 : Artinya : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi
seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati,
apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan
kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan. Ayat diatas sungguh sangat
jelas menerangkan, bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua
yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
Jika demikian untuk
apalagi kita berlama-lama dalam kubangan kemaksiatan, dan untuk apalagi
kita menunggu hari esok untuk berbuat amalan soleh. Dan bukankah kita
sudah tahu bahwa ajal manusia adalah rahasia Allah SWT semata.
Firmannya dalam al-Qur’an menyatakan: Artinya : “Tiap-tiap umat
memiliki batasan waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
akan mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula
memajukannya�. Dengan ayat ini kita dapat memahami bahwa umur kita
akan terus berjalan seiring jarum jam berputar, dan “kesempatan�
tidak akan pernah mengiringi putaran jarum jam, dan yang pasti
“kesempatan itu� tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya. Ini
berarti umur kita bukannya semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari
tahun ketahun umur kita semakin berkurang.
Oleh sebab itu
marilah kita isi hidup kta ini dengan memperbanyak amalan soleh, belajar
dengan giat, bekerja dengan ikhlas, dan beribadah dengan hanya
mengharap ridho Allah SWT semata. Sekarang kita masih hidup, tetapi
siapa tahu beso pagi kita akan mati. Sekarang kita masih dapat menikmati
tahun baru hijriah, tetapi siapa tahu tahun depan kita akan mati.
Adalah
satu riwayat yang menceritakan tentang anak Umar bin khotob, kembali
pulang dari sekolahnya sambil menghitung tambalan-tambalan yang melekat
dibajunya yang sudah usang dan jelek. Dengan rasa kasihan umar sang
Amirul mu’minin sebagai ayahnya mengirim sepucuk surat kepada
bendaharawan negara, yang isinya minta agar beliau diberi pinjaman uang
sebanyak 4 dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan supaya dipotong.
Kemudian bendaharawan itu mengirim surat balasan kepada umar, yang
isinya demikian : “wahai umar adakah engkau telah dapat memastikan
bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan?, Bagaimana kalau engkau mati
sebelum melunasi hutangmu?� Membaca surat bendaharawan itu, maka
seketika itu juga umar tersungkur menangis, lalu beliau menasehati
anakanya dan berkata : “Wahai anaku, berangkatlah kesekolah dengan
baju usangmu itu sebagaimana biasanya, karna akau tidak dapat
memperhatikan umurku walaupun untuk satu jam.� Sungguh, batasan umur
manusia tidak ada yang mengetahuinya, kecuali hanya Allah SWT semata.
Oleh
karna keterbatasan tersebut, dan karna rahasia Allah SWT semata, maka
marilah kita pergunakan kesempatan hidup ini dengan meningkatkan taqwa
kita kepadanya dan menambah semangat beramal ibadah yang lebih besar
lagi. Kembali kepada masalah introspeksi diri dalam menyambut tahun
baru hijriah, adalah sangat-sangat perlu bagi kita untuk berkaca diri,
menilai dan menimbang amalan-amalan yang telah kita perbuat, penilaian
dan penimbanagan ini bukan hanya untuk mengetahui seberapa besar
perbuatan kita. Tapi itu semua dilakaukan untuk mengendalikan semua
bentuk amalan perbuatan yang hendak kita laukakan dengan penuh pikiran,
pertimbangan, dan pertanggung jawaban. Sebab dan terkadang manusia
yang tidak pernah bercermin diri bagaikan binatang liar yang terlepas
dari jeratan, ia akan berlari dengan sekencang-kencangnya dan melompat
dengan sekuat tenaga tanpa menghiraukan kalau itu akan mebahayakannya
kembali. Manusia yang demikian akan berbuat sekehendak hatinya, tanpa
berpikir dan pertimbangan, yang pada akhirnya ia akan terjatuh ditempat
yang sama dan meratapi perbuatannya dengan berulang-lang kali, sungguh
malang nasibnya jika setiap tahun ia harus terjatuh dan terjatuh lagi
ditempat yang sama.
Ada satu sabda nabi yang mengutarakan
tentang perbuatan yang tercela, adalah sebagai berikut : Artinya :
“Tanda kecelakaan itu ada empat:
1. Tidak mengingat ingat dosa yang telah lalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan disisi Allah SWT .
2.
Menyebut nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat padahal siapa pun
tidak tahu apakah kebaikan kebaikan itu diterima atau ditolak.
3. Memandang orang yang lebih unggul dalam soal duniawi.
4.
Memandang orang yang lebih rendah dalam hal agama. Allah SWT berfirman,
aku menghendaki dia sedang dia tidak menhendaki diriku, maka dia aku
tinggalkan.� Sungguh sangat malang dan tiada ungkapan bagi manusia
yang ditinggalkan sang kholiq. Akan tetapi Allah SWT , maha bijaksana,
sehingga ia tidak menghendaki hamba-hambanya terjerumus dalan
kehancuran. Akan tetapi Allah SWT memberikan tuntunan hidup yang berupa
agama Islam, yang didalamnya terdapat ajaran-ajaran yang menuju kepada
kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu
berbahagialah bagi mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan
mengisinya dengan amalan-amalan yang baik dan perbuatan-perbuatan yang
bijak. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Sebaik-baik manusia
adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya� ( HR Ahmad)�
Adalah suatu tindakan yang bijak, jika manusia berbuat salah kemudian
ia sadar dan memperbaiki kesalahannya dengan berbuat amalan yang baik
dengan komitmen tidak akan mengulangi kesalahannya itu.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa :
1.
Sebagai muslim yamg taat dengan ajaran tuhannya, hendaklah kita
menyambut tahun baru hijriah ini dengan berbuat dan memperbaiki
amalan-amalan kita ditahun lalu.
2. Dan hendaklah menyambut tahun baru ini dengan tidak seperti non muslim merayakan tahun baru miladiyahnya.
3.
Hidup manusia semakin hari semakin berkurang, maka layaknya manusia
yang taat pada tuhannya haruslah ia mempergunakan kesempatan hidupnya
didunia ini dengan sebaik mungkin. Karna memang ajal manusia rahasia
tuhan, dan jarum jam tidak akan pernah berbalik arah sudah
sepantasnyamanusia itu memperbaiki dirinya.
Wallahu A'lam